Mencoba Jaket Consina Mount Ritter

Halo, kawan-kawan pecinta alam. Kali ini ada review sedikit tentang jaket outdoor buatan dalam negeri Consina. Jadi ceritanya waktu itu lagi awal-awal seneng mendaki gunung dan bikin kepengen banget beli peralatannya. Nah, jaket Consina seri Mount Ritter ini jadi benda gunung (apalah kalian menyebutnya) yang aku beli pertama kali. Kenapa belinya jaket, padahal biasanya orang yang lagi suka naik gunung belinya keril atau sepatu duluan, alasannya simpel karena aku memang lagi gak punya jaket dan saat itu lagi musim hujan. Sering sekali kedinginan pas keluar jadi tubuhku ini butuh kehangatan, berhubung jomblo (loh apa hubungannya, jadi curhat) akhirnya kepikiran untuk beli jaket ini. Ya pokoknya begitu lah. Oiya, jaket ini aku beli dengan harga 280 ribu plus dilayani oleh mbak-mbak cakep di outlet Consina Jogja.

Kalau dari model dan warna ini tergantung selera sih. Karena waktu itu aku pandang warna ini paling oke, yaudah aku ambil. Untuk bahan aku kurang tau menyebutnya ini jenis apa tapi kata mbak-mbak Consina yang cakep tadi, ini sudah waterproof dan windproof. Untuk ketehanannya nanti aku ceritakan dibawah. Yang jelas menurutku desain jaket ini kekinian banget (bahasa apa lagi ini "kekinian"). Tiga kantong yang melengkapi jaket ini aku rasa juga sangat pas peletakannya, dua di samping kanan kiri, dan satu di dada. Ketiganya cukup besar untuk menaruh HP berukuran 5"-5,5".

Pada bagian dalam jaket ini menggunakan bahan polar. Materialnya cukup halus dengan bagian yang tercover oleh polar menyeluruh hingga bagian tangan. Beberapa jaket yang aku temui sebelumnya ada yang hanya mengcover polar di bagian badan saja. Ini jelas keuntungan jika digunakan di tempat dingin karena memberi kehangatan yang baik. Seperti yang aku harapkan sebelumnya, jomblo pun bisa mendapat kehangatan. Mantab.

Selanjutnya hal-hal kecil yang aku kira cukup membantu saat digunakan. Antara lain adanya pengait di bagian pergelangan tangan, sehingga di bagian ini dapat diatur sesuai kebutuhan. Keuntungan lain adalah dari daerah pergelangan tangan ini bisa diminimalisir hawa dingin yang masuk.

Keuntungan lain dari digunakannya pengait ini adalah bagian pergelangan jaket akan lebih awet dari bahaya melar atau longgar. Pasti pernah kan mengalami jaket di bagian ini longgar karena karet melar. Bikin gak nyaman kan?

Hal kecil lain adalah di bagian penutup kepala. Seperti yang ada pada gambar diatas. Penutup kepala bisa digulung kemudian dimasukkan ke kantong yang memang sudah disediakan. Akhirnya saat tidak digunakan, kita tidak terganggu oleh penutup kepala ini.

Waterproof dan Windproof

Nah, ini bagian yang mungkin paling dinanti. Pembahasan mengenai waterproof atau anti air dan windproff atau anti badai (macam bulu mata Syahrini ya).

Untuk ketahanan terhadap air sudah aku coba untuk hujan-hujan. Walau jangan dibayangkan aku pakai jaket ini kemudian keluar rumah lalu mainan air di selokan depan rumah ya. Ini aku pakai saat mau beli makan dan kebetulan pas jas hujanku dipakai kawanku. Jadinya aku nekad pakai jaket ini berkendara motor dengan celana kolor. Agak absurd memang tapi begitulah realitanya. Hujannya bisa dibilang gak begitu deras dan badanku sama sekali gak basah, padahal aku beli makan dengan jarak yang lumayan jauh, sekitar 20 menit berkendara, kalau pulang balik ya bisa dihitung sendiri lah.

Kemudian soal windproof atau anti badai itu, aku masih kurang paham bagaimana tes anti badai, soalnya di Jogja gak pernah ada badai sih. Tapi untuk gambaran saja, saat aku bekendara menggunakan jaket ini hanya bagian leher saja yang masih terasa dingin akibat angin yang berhembus. Kalau bagian lain aman, terasa hangat. Seperti pelukanmu, dulu. (Eaaaa.... baper).

Kesimpulan

Kalau bicara kesimpulan akan aku mulai dengan harga. Harga yang 280 ribu itu aku rasa diganti oleh kenyamanan yang didapat menggunkan jaket ini. Toh, untuk ukuran jaket outdoor ini termasuk harga yang bersahabat.

Jangan lupa. seberapapun sayangmu pada pacarmu, sayang kepada alam harus lebih besar.